Tuesday, November 28, 2017

DUNIA ADALAH TEMPAT UJIAN DAN COBAAN


Kehidupan di dunia pada dasarnya hanya sebagai tempat cobaan yang dihiasi dengan warna-warni kehidupan yang dipenuhi dengan derita dan cobaan. Dunia ini juga tempat tinggal iblis atas kesesatannya begitu pula dengan pengikut iblis, yaitu manusia yang mengikuti jejak langkahnya yang berhasil dikelabuhinya. Tipu daya iblis terus menghantui setiap langkah manusia. Bagi yang lebih mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hasutan dan tipu daya setan tidak akan membuatnya terpesona dan lalai dari ketaatannya kapada Allah. Namun bagi yang tetarik mengikuti ajakan iblis, maka Allah juga akan melebarkan jalan manusia itu untuk menerima ajakan iblis dan bahkan menambah kenikmatan bagi pengikut iblis agar terus membuntutinya, sebagaimana digambarkan oleh Al-Qur’an :
أَلَمْ تَرَ أَنَّا أَرْسَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّا ۙ٨٣

فَلَا تَعْجَلْ عَلَيْهِمْۗ إِنَّمَا نَعُدُّ لَهُمْ عَدًّا ۗ٨٤

”Tidakkah kami lihat, bahwasanya kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh? Maka janganlah kamu tergesah-gesah meminta siksa atas mereka, karena sesungguhnya kami hanya menghitung hari datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti.”(QS. Maryam: 83-84)

Jika yang dicintainya adalah Allah semata, maka hidupnya akan selalu bersama Allah, dan Allah akan menghindarkannya dari segala kebrukan, kejelekan, dan akan terbuka dihadapanya semua pintu kebaikan dan kebahagiaan. Jika yang diikutinya setan, maka Allah akan membiarkannya terlena dipangkuan setan, ia akan terus bergelimang dengan dosa, kehidupannya penuh dengan derita tanpa akhir, dosa yang terus menebal, dan tidak tersisa sedikitpun darinya kecuali dosa dan maksiat.

Untuk menyempurnakan segala ujian dan cobaan, maka adanya tipu daya dan godaan setan akan terwujud nyata dikehidupan dunia ini sebagai tempat menempa dan menguji hamba-hamba Allah atas kesempurnaan keimanan dan ketulusan cinta mereka. Bentuk cinta ini tidak hanya bisa diwujudkan dalam wacana belaka, namun mesti diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti misalnya anda berbicara, “Aku akan melakukannya nanti” namun ketika tiba waktu yang ditentukan itu, hal tersebut tidak pernah diperbuat sama sekali. Hal ini seperti seseorang yang mengemban sebuah amanah (kepercayaan) yang diberikan Allah kepadanya untuk selalu taat kepada-Nya dan ia berjanji untuk memegang erat kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya. Namun apa daya ketika dunia mengambil amanah itu dengan manisnya tipuan setan, maka terlenalah ia dengan mengikuti langkah setan dan akhirnya terlupa terhadap janji untuk memegang amanah tersebut dan keluar dari ketentuan yang digariskan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Telah dijelaskan diatas bahwa setan meratap meminta agar Allah menangguhkan pembalasan bagi dirinya hingga hari kiamat nanti. Meskipun Allah menangguhkan siksa terhadap setan itu, namun demikian tidak berarti Allah mengabulkan permintaan setan iyu. Namun maksud penangguhan itu dengan ditempatkannya setan didunia -yang menjadi tempat cobaan dan ujian bagi manusia- merupakan kesempurnaan iradah (kehendak) Allah dalam kehidupan manusia. Dengan demikian penangguhan siksa setan itu bukan semata-mata karena dosa setan, namun hanya untuk mewujudkan eksistensi iradah Allah didunia untuk menguji manusia hingga akhir kelak nanti. Dengan menangguhkan siksaan ini hingga akhir pembalasa, makan setan mengambil kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk membujuk, merayu, menipu dan yang sejenisnya, yang merupakan seperangkat tipu daya setan yang ditunjukkan kepada keturunan Adam, seperti yang digambarkan dalam salah satu ayat Al-Qur’an :

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

”Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya dengan kesesatan, saya akan (menghalang-halang) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (QS. Al-A’raf: 16)

Lantas bagaimana upaya setan untuk menggoda manusia? Dengan cara apa setan menghasut manusia? Pertayaan ini akan terjawab manakala dibaca salah satu ayat Al-Qur’an yang menceritakan perkataan setan:

”Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya.”(QS. Shaad: 82)

Dari ayat tersebut dapat diketahui jawaban singkat upaya setan untuk menggoda manusia, yaitu dengan ‘kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata’. Artinya ketika ditanya dengan cara apa ia menggoda manusia, sang iblis seakan menjawab:” Ya Allah, jika Engkau menghendaki orang itu menjadi seorang hamba yang taat kepada-Mu, maka aku tidak mampu sedikitpun untuk menggodanya. Dan Engkau maha mulia dari semua makhluk yang diciptakan oleh-Mu. Tidak akan pernah sedikitpun kekuasaan-Mu bertambah karena ketaatan hamba-Mu itu, tidak pula kekuasaan-Muberkurang karena dosa yang diperbuatnya. Namu dengan kemuliaan-Mu itu, aku akan menggoda hamba-Mu itu dengan memberi keindahan dan kenikmatan semua jalan maksiat, dan aku akan menghalangi ketika mereka berjalan dijalan yang benar.”

Dari ungkapan setan itu dapat menggambarkan bahwa setan tidak perlu menghalangi seseorang yang menempuh jalan kesesatan dan setan tidak perlu untuk duduk menghalangi orang-orang yang lalu lalang ketempat-tempat yang menyediakan minuman keras, karena orang-orang yang berada ditempat tersebut dengan sendirinya sudah menjadi bagian dari para kawanan pengikut setan itu sendiri.

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG

Jangan Lupa Subscribe My Channel You Tube
Naufal Azhari

No comments:

Post a Comment