Thursday, December 14, 2017

SIFAT SETAN


Dalam menjelaskan setan perlu dipisahkan antara sifat-sifat setan dalam satu aspek dan pribadi setan itu sendiri di aspek lainnya. Setan sendiri dengan sifat-sifat setan yang sudah diketahui manusia, berarti barang siapa saja yang selalu menghalangi taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menghalangi jalan kebenaran, selalu memerintahkan kepada maksiat, mengupayakan manusia untuk berbuat keburukan dan lain sebagainya itu disebut setan. Perlu juga kita ketahui bahwa ada juga setan yang berasal dari kalangan jin dan manusia yang mempunyai sifat yang sama, yaitu selalu menyebarkan maksiat dan kerusakan di muka bumi ini. Setan dari kalangan jin adalah kawanan pendosa dari kalangan jin yang keluar dari jalan dan berusaha mengajak ke jalan kekufuran. Sedangkan setan dari kalangan manusia menempati posisi yang lebih berbahaya untuk menghancurkan manusia. Dengan demikian beberapa sifat setan ini tidak ditunjukkan kepada satu makhluk tertentu saja,tapi lebih ditunjukkan dalam praktek tertentu, yaitu segala sesuatu yang selalu menganjurkan kepada kekufuran, syirik, dan dosa kepada Allah maka ia disebut setan.

Sedangkan iblis atau setan yang berasal dari kalangan jin, dalam sejarah pernah mempunyai kedudukan tinggi dan pernah hidup bersama para malaikat. Iblis merupakan salah satu makhluk Allah namun ia berbeda dengan malaikat karena malaikat diciptakan hanya untuk taat kepada Allah dan tidak bisa membangkang, berbeda dengan iblis yang diberi kemampuan untuk memilih antara taat atau dosa meskipun kedua pilihan tersebut tidak lepas dari kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun jalan maksiatlah yang dipilih iblis dan akhirnya membangkang kepada Allah karena menganggap dirinya lebih istimewa dari pada makhluk yang lain. Tetapi pembangkangan yang dilakukan iblis ini karena tidak taatnya iblis kepada ketentuan Allah dan bukan karena menolak kekuasaan Allah, meskipun sebenarnya iblis tidak dapat menyombongkan diri dari perintah Allah walau ia diberi pilihan.

Dari kisah panjang mengenai maksiat yang dilakukan iblis, sebagian pandangan menyebutkan bagaimana mungkin iblis dihukum disebabkan penolakannya untuk bersujud kepada Nabi Adam, sedangkan iblis menolak bersujud kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ini membuktikan bagaimana iblis hanya mau bersujud kapada Allah semata? Pertanyaan ini bisa kita jawab bahwa ibadah merupakan kepatuhan seorang makhluk untuk selalu mengikuti perintah Tuhannya. Ketika kita diperintahkan untuk shalat 5 waktu sehari semalam misalnya, maka shalat ini merupakan salah satu bentuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula dengan segala perintah Allah lainnya yang pada dasarnya berarti bahwa yang disebut ibadah adalah ketaatan atas semua perintah-Nya kepada makhluk. Dan melanggar perintah Allah adalah maksiat. Dan kita sendiri sebagai makhluk Allah tidak memperdebatkan semua perintah Allah dengan mempertanyakan kenapa shalat dua rakaat, empat, tiga atau tidak lima? Namun kita tunduk dan patuh dengan semua perintah Allah meskipun kita tidak mengetahui sama sekali sebab atau hikmah yang terkandung dalam perintah Allah tersebut. Karena jelas sekali bahwa alasan ibadah adalah karena ia merupakan perintah Allah semata. Karena yang penting bagi kita adalah Allah memerintahkannya dan selama Allah memeritahkannya maka itulah yang harus dilakukan, dan selama perintah itu datang dari Allah, maka dengan sendirinya tidak perlu memperhatikan perintah yang datang dari selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika sampai pada pernyataan diatas maka sampailah kita kepada nilai keimanan. Namun karena akal kita terasa dangkal maka timbul pertanyaan siapa dia yang menciptakan ini semua, siapa dan apa yang dikehendaki dari kita? Mengapa kita diciptakan? Dari sini datanglah pelajaran berharga yang pernah disampaikan para rasul yang diutus Allah dengan semua mukjizatnya yang bertolak belakang dengan hukum alam dan berada di luar batas kekuatan manusia. Dan matahari, sungan, bintang, dan lain sebagainya semua kekuatan ini pada dasarnya untuk melayani semua kebutuhan manusia. Matahari yang selalu bersinar mulai dari pagi hari tidak mau bermaksiat kepada Allah, dan ia tidak mau berkata : aku tidak mau bersinar hari ini. Sungai-sungai mengalir yang diserap matahari sehingga menjadi hujan dan ia tidak pernah sekalipun bermaksiat kepada Allah dengan berkata “Air yang ada pada diriku tidak akan kualirkan”, atau ia menolak datangnya aliran air atau menolak diserap matahari untuk menjadi hujan. Dengan demikian penting diutusnya para rasul Allah adalah sebagai pemberitahuan kepada kita bahwa Allah sebenarnya yang menciptakan semua.

Maka sadarlah kita, apa yang dikehendaki Allah sebenarnya dari diri kita, mendengar taat sebagai salah satu karunia Allah, maka lewat itulah kita sadar nahwa dua karunia itupun datang dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ilmu-Nya mengetahui segala sesuatu sedangkan kita sendiri tidak pernah sedikitpun tahu. Dengan hikmah-Nya Allah tau apa yang terbaik bagi alam semesta ini, namun kita dengan kebodohan kita selalu berbuat dosa dan bahkan menganggapnya sebagai sebuah kebaikan.

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG

Jangan Lupa Subscribe My Channel You Tube
You Tube

No comments:

Post a Comment